Oleh :
Wiranto
Sebagian orang memaknai literasi
sebagai sebuah kegiatan membosankan dan tidak menyenangkan. Anak merasakannya
sebagai sebuah tekanan karena tuntutan bahwa Ia harus segera menguasai
kemampuan tersebut. Di sekolah penulis sendiri, kegiatan literasi hanya berhenti
pada kegiatan membaca, merangkum, dan mengumpulkan hasil bacaan. Setelah itu?
Tidak ada lagi! Literasi hanya menjadi kegiatan formal yang mengabaikan tujuan
dasarnya.
Sebenarnya di rumah, orang tua dapat
melakukan kegiatan literasi yang lebih bermakna dan menyenangkan. Apakah
seperti di sekolah? Formal, membosankan, dan hanya bersifat rutinitas semata?
Tentu tidak! Membangun budaya
literasi di rumah bisa dijadikan sebagai kegiatan bersenang-senang. Tidak
diperlukan peralatan khusus berharga mahal. Tidak perlu pula harus melakukan
kegiatan tertentu secara terus menerus yang pada akhirnya terasa jenuh dan
membosankan.
Yang dibutuhkan hanyalah anda sebagai orang tua! Berinteraksi
dengan anak, bermain bersama yang pada ujungnya memunculkan adanya percakapan.
Sebenarnya, anak-anak akan mampu belajar banyak bukan dengan cara “diajari”,
namun melalui serangkaian kegiatan interaksi yang menyenangkan dengan
orang-orang terdekat dan tercinta dalam kehidupan mereka. Ya, andalah guru
literasi terbaik untuk buah hati anda! Di mana ada banyak kegiatan keseharian
anak (apapun itu!) yang dilakukan bersama-sama dapat dijadikan untuk mendorong
pengembangan kemampuan literasi anak sejak dini.
Terkait literasi membaca dan menulis,
salah satu media penting yang bisa digunakan adalah hasil cetakan. Media ini
tidak harus berupa buku mahal, namun bisa juga tulisan di koran bekas, tulisan
pada bungkus makanan, nama-nama toko atau produk, dan media lainnya yang
mengandung huruf. Tentu sangatlah mudah menemukan media semacam ini di rumah.
Nah, jangan langsung cecar anak
dengan program membaca huruf. Sebelum buah hati dapat membaca maupun menulis
persiapkan mereka dengan serangkaian pengetahuan awal mengenai media bacaan.
Sebuah upaya membangun pengetahuan yang dapat dilakukan melalui serangkain
kegiatan rutin dalam kegiatan sehari-hari.
Apa yang harus anak kita ketahui? Pertama, jelaskan pada anak bahwa huruf
yang tercetak di media mempunyai makna dan arti tertentu. Kedua, sampaikan kepada anak bahwa apa yang tercetak dalam media juga
merupakan bahasa yang diucapkan oleh mulut kita. Media (terutama buku) harus
digunakan dengan cara tertentu (misalnya, buku harus dipegang dengan bagian
atas berada di atas dan dibaca dari depan ke belakang). Ketiga, beritahu anak bahwa tulisan terdiri atas huruf, kata,
spasi, dan juga tanda baca yang semuanya bergabung untuk menyampaikan suatu
arti. Baik pula dijelaskan bahwa antara huruf besar dan kecil mempunyai fungsi
yang berbeda. Tak lupa sampaikan bahwa kata-kata akan membentuk sebuah kalimat.
Pengetahuan di atas adalah ketrampilan
sebagai modal literasi awal yang sangat penting bagi anak. Terutama agar mereka
siap memasuki masa sekolah.
Mudah, Murah, dan
Menyenangkan
Betapa mudah,
orang tua tidak memerlukan alat atau kegiatan khusus untuk mengembangkan
pengetahuan anak mengenai media bacaan sebagai langkah awal membaca dan
menulis. Cukup berbincang dengan anak mengenai bahan bacaan yang banyak
bertebaran di sekitar rumah. Banyak hal mudah yang bisa orang tua lakukan untuk
mengembangkan kemampuan literasi anak.
Tidak hanya
mengajak anak untuk mengamati bahan bacaan yang bertebaran, orang tua mesti
pandai menarik perhatian anak untuk terlibat dalam proses membaca maupun
menulis aneka media bacaan tersebut. Saat sarapan misalnya, tunjuk huruf-huruf
yang berwarna-warni pada bagian depan kotak cereal atau susu. Setelah sarapan
kemudian mandi, anak dapat diajak untuk memperhatikan tulisan pada botol sabun
atau shampoo. Tunjukkan kata yang memiliki huruf awalan seperti nama anak anda.
Misalnya,”tulisan ini berbunyi shampoo. Tulisan shampoo memiliki awalah huruf “S”,
seperti namamu...Susi”.
Saat
berpakaian setelah mandi, ajak anak untuk menyimak kata-kata yang tertera pada
pakaian. Baca dengan suara lembut seraya menunjukkan kata tersebut dengan jari.
Kala berjalan menuju tempat belanja, bicarakan dengan anak mengenai kata-kata
yang tercetak pada papan nama toko, rambu-rambu jalan, poster-poster. Bermain “tunjuk!”
pada huruf-huruf tertentu yang ada pada media bacaan tersebut.
Bila
menjumpai kata-kata yang jumlahnya lebih dari satu seperti “Dilarang Parkir”, “Jual
Obral”, atau “Kamar Mandi” ajak anak untuk menghitung jumlah huruf dan spasi
yang ada. Mudah dan menyenangkan bukan?
Namun
demikian, kegiatan tersebut tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Ada beberapa
panduan agar kegiatan literasi yang dilakukan oleh orang tua dan anak tersebut
dapat memberikan hasil yang menggembirakan. Pertama,
pilihlah media bacaan yang disukai oleh anak. Jika anak menyukai mobil-mobilan,
ajak anak untuk menemukan bahan bacaan yang menampilkan tentang berbagai macam
jenis mobil. Bisa pula orang tua mengajak anak menggambar aneka mobil sambil
menuliskan keterangan dan kemudian membacanya.
Kedua, letakkan media bacaan tersebut
setinggi batas mata anak. Jika memungkinkan, upayakan media bacaan yang
memiliki ukuran besar dan berwarna-warni. Hal ini akan membuat anak merasa
tertarik untuk menyimak karena Ia dapat melihat dengan mudah. Tak perlu
mendongak maupun membungkuk yang menyebabkan kelelahan.
Terakhir, ubahlah letak bahan bacaan setiap
minggu. Hal ini akan merangsang anak untuk mencermati tulisan tersebut beserta
perubahan yang terjadi. Tulisan yang tertempel di kulkas, poster yang tertempel
di dinding, atau majalah dan buku anak harus selalu dirubah susunannya.
Literasi
adalah praktik sosial, bukan hanya sekedar mengajarkan. Semakin sering kita menyulap
kegiatan keseharian menjadi aktivitas membaca dan menulis, semakin cepat anak
dapat menguasai ketrampilan tersebut. Tidak dengan cara yang membosankan, namun
mudah dan menyenangkan. Pun, orang tua dan anak akan semakin dieratkan dalam
kasih dan sayang.
Wiranto adalah Guru Seni Budaya di SMA Negeri 1 Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah. Peserta Program Short Course ke University of Southern Queensland, Toowoomba, Australia Tahun 2019. Pemenang dan finalis beberapa lomba tingkat nasional, serta menulis beberapa artikel di surat kabar.