Senin, 30 September 2019

LITERASI YANG MUDAH, MURAH, DAN MENYENANGKAN


Kegiatan Membaca
                                                          
                                                                Oleh : 
                                                              Wiranto

Sebagian orang memaknai literasi sebagai sebuah kegiatan membosankan dan tidak menyenangkan. Anak merasakannya sebagai sebuah tekanan karena tuntutan bahwa Ia harus segera menguasai kemampuan tersebut. Di sekolah penulis sendiri, kegiatan literasi hanya berhenti pada kegiatan membaca, merangkum, dan mengumpulkan hasil bacaan. Setelah itu? Tidak ada lagi! Literasi hanya menjadi kegiatan formal yang mengabaikan tujuan dasarnya.
Sebenarnya di rumah, orang tua dapat melakukan kegiatan literasi yang lebih bermakna dan menyenangkan. Apakah seperti di sekolah? Formal, membosankan, dan hanya bersifat rutinitas semata?
Tentu tidak! Membangun budaya literasi di rumah bisa dijadikan sebagai kegiatan bersenang-senang. Tidak diperlukan peralatan khusus berharga mahal. Tidak perlu pula harus melakukan kegiatan tertentu secara terus menerus yang pada akhirnya terasa jenuh dan membosankan.
Yang dibutuhkan hanyalah anda sebagai orang tua! Berinteraksi dengan anak, bermain bersama yang pada ujungnya memunculkan adanya percakapan. Sebenarnya, anak-anak akan mampu belajar banyak bukan dengan cara “diajari”, namun melalui serangkaian kegiatan interaksi yang menyenangkan dengan orang-orang terdekat dan tercinta dalam kehidupan mereka. Ya, andalah guru literasi terbaik untuk buah hati anda! Di mana ada banyak kegiatan keseharian anak (apapun itu!) yang dilakukan bersama-sama dapat dijadikan untuk mendorong pengembangan kemampuan literasi anak sejak dini.
Terkait literasi membaca dan menulis, salah satu media penting yang bisa digunakan adalah hasil cetakan. Media ini tidak harus berupa buku mahal, namun bisa juga tulisan di koran bekas, tulisan pada bungkus makanan, nama-nama toko atau produk, dan media lainnya yang mengandung huruf. Tentu sangatlah mudah menemukan media semacam ini di rumah.
Nah, jangan langsung cecar anak dengan program membaca huruf. Sebelum buah hati dapat membaca maupun menulis persiapkan mereka dengan serangkaian pengetahuan awal mengenai media bacaan. Sebuah upaya membangun pengetahuan yang dapat dilakukan melalui serangkain kegiatan rutin dalam kegiatan sehari-hari.
Apa yang harus anak kita ketahui? Pertama, jelaskan pada anak bahwa huruf yang tercetak di media mempunyai makna dan arti tertentu. Kedua, sampaikan kepada anak bahwa apa yang tercetak dalam media juga merupakan bahasa yang diucapkan oleh mulut kita. Media (terutama buku) harus digunakan dengan cara tertentu (misalnya, buku harus dipegang dengan bagian atas berada di atas dan dibaca dari depan ke belakang). Ketiga, beritahu anak bahwa tulisan terdiri atas huruf, kata, spasi, dan juga tanda baca yang semuanya bergabung untuk menyampaikan suatu arti. Baik pula dijelaskan bahwa antara huruf besar dan kecil mempunyai fungsi yang berbeda. Tak lupa sampaikan bahwa kata-kata akan membentuk sebuah kalimat.
Pengetahuan di atas adalah ketrampilan sebagai modal literasi awal yang sangat penting bagi anak. Terutama agar mereka siap memasuki masa sekolah.

Mudah, Murah, dan Menyenangkan
Betapa mudah, orang tua tidak memerlukan alat atau kegiatan khusus untuk mengembangkan pengetahuan anak mengenai media bacaan sebagai langkah awal membaca dan menulis. Cukup berbincang dengan anak mengenai bahan bacaan yang banyak bertebaran di sekitar rumah. Banyak hal mudah yang bisa orang tua lakukan untuk mengembangkan kemampuan literasi anak.   
Tidak hanya mengajak anak untuk mengamati bahan bacaan yang bertebaran, orang tua mesti pandai menarik perhatian anak untuk terlibat dalam proses membaca maupun menulis aneka media bacaan tersebut. Saat sarapan misalnya, tunjuk huruf-huruf yang berwarna-warni pada bagian depan kotak cereal atau susu. Setelah sarapan kemudian mandi, anak dapat diajak untuk memperhatikan tulisan pada botol sabun atau shampoo. Tunjukkan kata yang memiliki huruf awalan seperti nama anak anda. Misalnya,”tulisan ini berbunyi shampoo. Tulisan shampoo memiliki awalah huruf “S”, seperti namamu...Susi”.
Saat berpakaian setelah mandi, ajak anak untuk menyimak kata-kata yang tertera pada pakaian. Baca dengan suara lembut seraya menunjukkan kata tersebut dengan jari. Kala berjalan menuju tempat belanja, bicarakan dengan anak mengenai kata-kata yang tercetak pada papan nama toko, rambu-rambu jalan, poster-poster. Bermain “tunjuk!” pada huruf-huruf tertentu yang ada pada media bacaan tersebut.
Bila menjumpai kata-kata yang jumlahnya lebih dari satu seperti “Dilarang Parkir”, “Jual Obral”, atau “Kamar Mandi” ajak anak untuk menghitung jumlah huruf dan spasi yang ada. Mudah dan menyenangkan bukan?
Namun demikian, kegiatan tersebut tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Ada beberapa panduan agar kegiatan literasi yang dilakukan oleh orang tua dan anak tersebut dapat memberikan hasil yang menggembirakan. Pertama, pilihlah media bacaan yang disukai oleh anak. Jika anak menyukai mobil-mobilan, ajak anak untuk menemukan bahan bacaan yang menampilkan tentang berbagai macam jenis mobil. Bisa pula orang tua mengajak anak menggambar aneka mobil sambil menuliskan keterangan dan kemudian membacanya.
Kedua, letakkan media bacaan tersebut setinggi batas mata anak. Jika memungkinkan, upayakan media bacaan yang memiliki ukuran besar dan berwarna-warni. Hal ini akan membuat anak merasa tertarik untuk menyimak karena Ia dapat melihat dengan mudah. Tak perlu mendongak maupun membungkuk yang menyebabkan kelelahan.
Terakhir, ubahlah letak bahan bacaan setiap minggu. Hal ini akan merangsang anak untuk mencermati tulisan tersebut beserta perubahan yang terjadi. Tulisan yang tertempel di kulkas, poster yang tertempel di dinding, atau majalah dan buku anak harus selalu dirubah susunannya.
Literasi adalah praktik sosial, bukan hanya sekedar mengajarkan. Semakin sering kita menyulap kegiatan keseharian menjadi aktivitas membaca dan menulis, semakin cepat anak dapat menguasai ketrampilan tersebut. Tidak dengan cara yang membosankan, namun mudah dan menyenangkan. Pun, orang tua dan anak akan semakin dieratkan dalam kasih dan sayang. 




Wiranto adalah Guru Seni Budaya di SMA Negeri 1 Wonosegoro, Boyolali, Jawa Tengah. Peserta Program Short Course ke University of Southern Queensland, Toowoomba, Australia Tahun 2019. Pemenang dan finalis beberapa lomba tingkat nasional, serta menulis beberapa artikel di surat kabar.