Jumat, 24 Januari 2014

Renungan # 3

RENUNGAN…TENTANG RENUNGAN
 
Merenung? Yah…inilah akhirnya yang kulakukan saat ini. Ada kalanya kita mesti menelusuri kembali jejak-jejak kehidupan masa lalu. Bukan untuk menyesali ataupun mencari kambing hitam atas sebuah kegagalan, lebih untuk mengambil pelajaran atas segala yang telah kita lalui. Merenung akan membuat kita paham bahwa kehidupan kita bukan sepenuhnya milik kita. Sejarah kehidupan kita termuati oleh sumbangsih orang lain, baik kita sadari dan akui maupun tidak. Merenung akan kembali menyegarkan ingatan kita untuk kembali memamah kesadaran itu.
Sejarah masa lalu yang menyesakkan dada dan kita sumpah serapahi waktu itu, bisa menjadi rasa manis nan sukacita di masa kini karena kita sadar bahwa masa lalu itu ternyata membawa kebaikan pada masa kini. Bagaimana kita mengetahuinya? Dengan merenung.
Senyum acap terkembang terkenang masa lalu, karena apa? Lewat merenung kita menemukan sumber senyum itu. Foto menjadi harta yang tak ternilai harganya karena dibalik potret buram itu tersimpan catatan kehidupan yang membuat kita mengenal diri kita sendiri. Melalui renungan tentunya.
Rasa lapar melilit yang pernah kurasakan kala tak memiliki sepeserpun uang guna mengganjal perut di masa lalu menjadi pengasah kalbu di masa kini. Dengan merenung aku tahu, bahwa lapar yang dulu kumiliki hingga kini masih ada untuk menghantui orang-orang tak beruntung. Dan aku bisa merasakan itu untuk membantu mereka.
Di masa lalu dengan bergegas aku pulang sambil menenteng tas berisi makanan ringan. Makanan itu aku sisihkan dari kardus yang terbuang usai seminar di kampus. Perut kedua adikku butuh makanan itu  guna menghilangkan lapar yang membuat mereka tertidur. Cerah sorot mata mereka mengunyah makanan sisa itu. Lewat merenung aku tahu bahwa kini mereka masih ada di keluarga-keluarga lainnya. Tuhan…beri aku kekuatan untuk berbagi dengan mereka.
Tidur di emperan toko. Selalu ditagih uang sekolah. Terpaksa tidur di Aula Sekolah. Itulah sebagian masa lalu yang tertemui hikmahnya dengan ku merenung. Demi ucapan syukur kepada Tuhan, demi penghargaan terhadap diri, demi rasa terima kasih kepada manusia-manusia penolongku.
Jadi aku harus tetap merenung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar