RENUNGAN…TENTANG RENUNGAN
Merenung? Yah…inilah akhirnya yang kulakukan saat ini. Ada
kalanya kita mesti menelusuri kembali jejak-jejak kehidupan masa lalu. Bukan
untuk menyesali ataupun mencari kambing hitam atas sebuah kegagalan, lebih
untuk mengambil pelajaran atas segala yang telah kita lalui. Merenung akan
membuat kita paham bahwa kehidupan kita bukan sepenuhnya milik kita. Sejarah
kehidupan kita termuati oleh sumbangsih orang lain, baik kita sadari dan akui
maupun tidak. Merenung akan kembali menyegarkan ingatan kita untuk kembali
memamah kesadaran itu.
Sejarah masa lalu yang menyesakkan dada dan kita sumpah
serapahi waktu itu, bisa menjadi rasa manis nan sukacita di masa kini karena
kita sadar bahwa masa lalu itu ternyata membawa kebaikan pada masa kini.
Bagaimana kita mengetahuinya? Dengan merenung.
Senyum acap terkembang terkenang masa lalu, karena apa?
Lewat merenung kita menemukan sumber senyum itu. Foto menjadi harta yang tak
ternilai harganya karena dibalik potret buram itu tersimpan catatan kehidupan
yang membuat kita mengenal diri kita sendiri. Melalui renungan tentunya.
Rasa lapar melilit yang pernah kurasakan kala tak memiliki
sepeserpun uang guna mengganjal perut di masa lalu menjadi pengasah kalbu di
masa kini. Dengan merenung aku tahu, bahwa lapar yang dulu kumiliki hingga kini
masih ada untuk menghantui orang-orang tak beruntung. Dan aku bisa merasakan
itu untuk membantu mereka.
Di masa lalu dengan bergegas aku pulang sambil menenteng tas
berisi makanan ringan. Makanan itu aku sisihkan dari kardus yang terbuang usai
seminar di kampus. Perut kedua adikku butuh makanan itu guna menghilangkan lapar yang membuat mereka
tertidur. Cerah sorot mata mereka mengunyah makanan sisa itu. Lewat merenung
aku tahu bahwa kini mereka masih ada di keluarga-keluarga lainnya. Tuhan…beri
aku kekuatan untuk berbagi dengan mereka.
Tidur di emperan toko. Selalu ditagih uang sekolah. Terpaksa
tidur di Aula Sekolah. Itulah sebagian masa lalu yang tertemui hikmahnya dengan
ku merenung. Demi ucapan syukur kepada Tuhan, demi penghargaan terhadap diri,
demi rasa terima kasih kepada manusia-manusia penolongku.
Jadi aku harus tetap merenung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar